Ilmu Sejarah dan Ilmu Lainnya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada umumnya suatu ilmu, berupa apapun adalah merupakan sekumpulan
besar dari pengetahuan yang di peroleh sebagai hasil usaha mempelajari suatu
bahan pokok atau sering disebut subject matter tertentu dengan suatu
cara metodik berdasar sejumlah prinsip.
Ilmu sejarah sebagai ilmu di tengah dunia realitas, sejarawan
bekerja merekonstruksi realitas itu. Pada mulanya, realitas itu berserakan
berupa kepingan informasi informasi yang tidak teratur. Ilmu bantu sejarah
dapat memperkaya sejarawan menambah wawasannya, bagaimanapun juga dalam sejarah
bukanlah suatu ilmu yang komplit. Tentunya ada hal hal yang di anggap sebagai
suatu kelemahan atau kekurangan dan itu sebenarnya juga terdapat pada ilmu
sosial lainnya. Oleh karena itu penulis memilih judul Makalah “Ilmu Sejarah
dan Ilmu lainnya”.
1.2
Rumusan Masalah
1).
Bagaimana Pengertian Sejarah?
2). Bagaimana
Konsep sejarah
Sebagai Ilmu, Peristiwa dan Kisah?
3).
Bagaimana Hubungan Ilmu Sejarah dengan Ilmu Ilmu Lainnya?
1.3
Tujuan
Bedasarkan rumusan
masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan karya
tulis ini ialah:
1)
Untuk
mengetahui apa pengertian Sejarah;
2)
Untuk
mengetahui Konsep sejarah Sebagai
Ilmu, Peristiwa dan Kisah;
3)
Untuk
mengetahui bagaimana Hubungan Ilmu Sejarah dengan Ilmu Ilmu Lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sejarah
Secara Etimologi Kata sejarah mempunyai arti yang sama dengan kata
Inggris yaitu History (sejarah) dan kata itu berasal dari kata benda
Yunani “Istoria” yang berarti ilmu. Dalam penggunaannya oleh Filsuf Yunani
yaitu Aristoteles, Istoria berarti suatu penelaahan sistematis mengenai
seperangkat gejala alam, entah susunan kronologis merupakan faktor atau tidak
di dalam penelaahan; penggunaan itu meskipun jarang, masih tetap hidup di dalam
bahasa Inggris yang disebut “Natural History”, (Louis Gottschalk, 1975:27).
Dari sisi lain,
kata sejarah berasal dari bahasa Arab yakni “Syajarah” yang berarti pohon. Kata
ini masuk ke Indonesia sesudah terjadi akulturasi antara kebudayaan Indonesia
dengan kebudayaan Islam. Setelah kebudayaan Barat masuk ke Indonesia, kata kata
atau istilsh istilah yang paling umum yaitu kata history berarti: “masa
lampau umat manusia”, sedangkan kata jerman dalam menyebutkan kata sejarah
yakni “Geschichte”, yang berasal dari kata “geschehen” yang berarti terjadi.
Geschichte adalah sesuatu yang telah terjadi, peristiwa dan kejadian itu benar
benar terjadi pada masa lampau.
Kemudian beberapa
pendapat para ahli tentang sejarah, yaitu menurut:
1.
H.
Roeslan Abdulgani
Sejarah adalah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki
secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa
lampau, beserta segala kejadian kejadiannya dengan maksud untuk kemudian
menilai secara kritis seluruh hasil
penelitian dan penyelidikan tersebut. Untuk akhirnya sebagai perbendaharaan
pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa
depan.
Ilmu sejarah di ibaratkan penglihatan 3 dimensi, yaitu penglihatan
masa silam, masa sekarang, dan masa depan atau masa yang akan datang.
2.
Wilhelm
Dilthey (1833-1911)
Seorang filsuf Jerman yang beraliran Idealisme. Ia mengatakan bahwa
sejarah termasuk kelompok ilmu pengetahuan tentang pikiran
(Geisteswisseschaften), pengalaman pengalaman manusia yang meliputi perasaan,
emosi dan sensasi, termasuk pikiran dan akal budinya dapat dimengerti dengan
cara menghayatinya.
3.
Wilhelm
Bauer (1877- )
Wilhelm Bauer berpendapat bahwa Sejarah adalah Ilmu
yang mencoba menguraikan fenomena kehidupan yang berhubungan dengan perubahan
perubahan yang terjadi karena hubungan manusia denga nmasyarakat
4.
MR.
Moh. Yamin
Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya, yang berhubungan
dengan ceritera bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian kejadian dalam
masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau, sebagai susunan hasil
penyelidikan bahan tulisan atau tanda tanda yang lain.
Berdasarkan etimologis dan pendapat para ahli tentang sejarah yang
telah disebutkan maka dapat di simpulkan bahwa sejarah adalah produk dari
proses perjuangan manusia untuk mencapai kehidupan manusia yang lebih sempurna;
dan sebagai ilmu sejarah mempelajari segala sesuatu yang telah di alami manusia
di waktu lampau yang telah meninggalkan jejak jejaknya sebagian masih dapat
diamati hingga waktu sekarang, (Sugiyanto, 2011:6).
2.2
Konsep Sejarah Sebagai Ilmu, Peristiwa dan Kisah
1.
Sejarah sebagia Ilmu
Dalam pengertian yang luas kata sejarah mengandung makna segala
peristiwa yang sifatnya sudah terjadi, termasuk berita yang faktual yang sudah
terjadi. Tetapi dalam pengertian yang sempit kata sejarah dipakai untuk
menunjukan karakteristik perbuatan manusia, manusia sebagai mahluk sosial.
Dengan demikian, subjek subjek sejarah adalah manusia dan objek objek sejarah
adalah perbuatan, pekerjaan yang sudah tentu dipilah pilah yang punya nilai
sejarah.
Kalau demikian, bagaimana sejarah bisa dikategorikan sebagai ilmu
pengetahuan?.
Apakah setiap pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu? Untuk
dapat digolongkan dalam pengetahuan yang bersifat ilmiah, maka sesuatu
pengetahuan haruslah memenuhi kriteria atau persyaratan sebagai ciri ilmu
tertentu. Adapun ciri ciri ilmiah adalah sebagai berikut: (disarikan dari The
Liang Gie, 1977 dalam S. Hardjosatoto, 1980: 2-5).
1.
Memiliki
tujuan dan objek sasaran tertentu
Sesuatu ilmu harus memiliki tujuan sendiri, untuk membedakan dengan
tujuan ilmu lain. Dan jelas sekali bahwa Ilmu sejarah mempunyai objek yaitu
objek objek sejarah adalah perbuatan, pekerjaan yang sudah tentu dipilah pilah
yang punya nilai sejarah.
2.
Ilmu
itu harus memiliki metode
Metode dalam arti yang luas adalah suatu cara atau jalan untuk
bertindak menuntut aturan tertentu. Dengan menggunakan metode maka seorang
dapat melakukan kegiatan secara lebih terarah. Tanpa menggunakan metode,
sesuatu pengetahuan tidak dapat di golongkan ke dalam ilmu.
Beberapa ahli menganggap bahwa metode inilah yang merupakan makna
utama jika pun bukan merupakan makna satu satunya dari sejarah. Menurut Charles
Saignobos: Sejarah bukanlah suatu ilmu saja, melainkan suatu metode (procidi de
connaissances; 1901:3). Yang dimaksud di sinilah ialah bahwa metode sejarah
dapat diterapkan pada pokok pembahasan disiplin manapun sebagai sarana untuk
memastikan fakta.
3.
Bersifat
Sistematis
Ciri sistematis ini memungkinkan pengetahuan yang dimiliki saling
berkaitan sedemikian sehingga merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan
satu sama lain.
4.
Bersifat
Empiris
Kelompok pengetahuan yang bersifat sistematis dan metodis hanya
dapat dapat diperoleh
5.
Bersifat
Rasional dan Objektif
Ilmu hanya dapat dipahami dengan akal pikiran yakni dengan menggunakan
penalaran yang sehat. Hasil ilmu harus merupakan kebenaran. Jadi pengetahuan
yang bersifat ilmiah, pasti dapat dikomunikasikan denga orang lain dan
kebenarannya dapat diterima orang lain. Oleh karena itu agar pengetahuan dapat
tergolong sebagai ilmu seperti halnya sejarah, haruslah bercirikan rasional dan
objektif.
6.
Dapat
Diverifikasi
Dapat diverifikasi artinya dapat dilacah dan di uji kebenarannya.
Jika ilmu dapat dipandang sebagai suatu bentuk kegiatan manusia,
maka sejarah dengan subjeknya adalah manusia dan objek sejarah sebagai hasil
perbuatan manusia, hasil kegiatan manusia yang disebut sejarah setelah memiliki
kriteria atau sifat sifat ilmu seperti yang dijabarkan di atas, juga dapat
dipastikan bahwa sejarah telah mengandung aspek aspek pokok yang merupakan ciri
ilmu pengetahuan, yaitu:
1.
Sejarah
memiliki tujuan atau objek sasaran tertentu;
2.
Memiliki
Metode;
3.
Sejarah
bersifat sistematis;
4.
Sejarah
bersifat empiris;
5.
Bersifat
rasional dan objektif;
6.
Dapat
di verifikasi, maka sejarah adalah pengetahuan yang bersifat ilmiah.
2.
Sejarah sebagai Peristiwa
Pada hakikatnya apa yang dibicarakan dalam konsep sejarah adalah
sejarah sebagai peristiwa, maksudnya adalah kejadian apa saja yang sungguh
pernah terjadi dan yang di alami manusia. Dengan kata lain suatu pengalaman
masa lampau sebagai kejadian kejadian yang benar benar terjadi dan di alami
oleh manusia. Kejadian kejadian atau peristiwa masa lampau yang menyangkut
kehidupan manusia itu, tidak terhingga masanya oleh karena itu sudah tidak ada
lagi kesan yang membekas, tinggal dalam kenangan manusia secara utuh. Banyak sekali
peristiwa masa lalu hilang tanpa kesan.
Hal itu memang sesuai dengan kemampuan manusia yang terbatas untuk
mengingatnya karena terlalu banyaknya kejadian kejadian itu yang memang tidak
untuk ditinggalkan bagi ilmuwan sejarah. Tetapi untik dapat memahami peristiwa
sejarh itu dapat melalui jejak jejak sejarah yang ditinggalkan oleh manusia
baik sengaja maupun tidak sengaja. Misalnya: benda benda purbakala, monumen
monumen sejarah, teks proklamasi kemerdekaan RI, dan lain lain.
3.
Sejarah sebagai Kisah
Pada dasarnya manusia itu selalu ingin mengisahkan dirinya,
keluarga ataupun komunitasnya atas dasar pengalaman pengalamannya kepada pihak
lain dari waktu ke waktu. Sejarah sebagai kisah yaitu ceritera yang disusun
berdasarkan memori, kenangan, yang berhubugan dengan peristiwa yang berlangsung
pada masa lampau.
2.3 Hubungan Ilmu Sejarah dengan Ilmu Ilmu Lainnya.
Pada umumnya semua ilmu ilmu sosial dan ada beberapa ilmu non
sosial yang saling berkaitan dan menguntungkan termasuk pada bidang sejarah
khususnya. Ilmu sejarah merupakan salah satu bagian dari ilrnu pengetahuan
sosial, yang mempunyai objek penelitian yang cukup luas mengenai masa lampau
umat manusia. Karena luas dan berkembangnya ilmu sejarah sejalan dengan
perkembangan manusia itu sendiri, maka tidak menutup kemungkinan yang
mengharuskan berhubungan dengan hampir semua cabang ilmu-ilmu sosial dan
ilmu-ilmu lainnya sebagai ilmu bantu sejarah.
Ilmu bantu sejarah adalah ilmu lain di luar garapan sejarah yang
dapat memberi informasi penting bagi keperluan sejarah Adapun ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan ilmu sejarah sebagai ilmu bantu dan yang membutuhkan bantuan
dari ilmu sejarah adalah sebagai berikut :
1.
Ilmu Sejarah dan Ilmu Politik
Hubungan antar ilmu
politik dan sejarah dilukiskan deng tapat dan jelas oleh seorang sarjana
politik Inggris Sir Robert Seeley, dikatakan :"History without political
science has no fruit, political science without history has no roof (Sejarah tanpa ilmu politik tidak
memiliki buah, ilmu politik tanpa sejarah tidak
memiliki atap). Dengan ucapan ini Seeley telah dapat memperlihatkan
adanya hubungan yang erat dan instrinsik antara kedua ilmu pengetahuan itu.
Namun tidaklah tepat pendapatnya yang menyatakan bahwa sejarah sebenamya adalah
politik zaman lampau, sedangkan ilmu politik dewasa ini adalah sejarah hari
kemudian (" History is past political and present politics future history.
"). Diktum Seeley mengakibatkan identifikasi sejarah dengan ilmu politik
(dalam karya F Isjwara SH, 1974:74).
2.
Ilmu Sejarah dan Ilmu
Ekonomi
Dalam sejarah ekonomi
sebagai pengkajian sejarah modern, terdapa dua aliran yaitu pertama ialah
sekelompok sejarawan prancis yang mengisi majalah Annales, sebuah majalah yang telah terbit semenjak 1929 dan
dinamakan mazhab Annales. Kedua ialah
New Economic History. Dan penjelasan
seperti berikut:
2.1 mazhab Annales
Mazhab Annales tidak terlepas dari nama
Fernand Braudel, seorang sejarawan Prancis (1902-1985), amat dikagumi karya
karyanya karena pendekatannya terhadap masa silam dengan bantuan ilmu ekonomi.
Bagi braudel memanfaatkan beberapa bantuan ilmu sosial lain dapat lebih
menjelaskan serta mempertajam analisa dalam tulisannya. Ia berusaha melakukan
suatu penulisan sejarah yang mensintesiskan semua aspek dari masa silam. Dari
berbagai aspek itu rupanya, Braudel lebih tertarik pada bidang ekonomi.
Semenjak tahun 1945,
banyak sejarawan yang mengikuti jejak konsep pemikiran Braudel, semula juga
mencurahkan perhatian mereka kepada seluk beluk ekonomi. Annales merupakan kegiatan
ilmiah tertuang pada suatu majalah di prancis, meneliti turun naiknya harga
padi-padian, selama beberapa deretan atau seri waktu.
2.2 New Economic History
Kelompok New Economic History atau kelompok
kliometri tidak lepas dari dua tokoh sejarawan ekonomi yakni A.H. Conrad dan
J.R. Meyer dalam bukunya yang berjudul economic
theory satistical inverence and economic history (1957), yang dipandang
sebagai awal dari suatu pendekatan baru dalam sejarah ekonomi bagi lahirnya New Economic History. Dalam karya kedua
tokoh penganut new economic history
mereka berpandangan bahwa teori ekonomi perlu dipelajari oleh sejarawan,
melalui konsep teori ekonomi menambah wawasan sejarawan jika ingin menulis
sejarah dari perspektif ekonomi.
3.
Ilmu Ilmu Sejarah dan Sosiologi
Sosioalogi mempelajari
masyarakat, yakni kehidupan manusia dalam kelompok-kelompok, kelompok dengan
kelompok, kelakuannya dengan perkembangannya, semua itu dipelajari dengan
tujuan untuk mencapai pengetahuan sistesis guna dapat memahami seluruh
masyarakat (J.B.AF, Mayor Polak, 1964: 10-11). Ilmu sosiologi dapat memberikan
bantuan kepada ilmu sejarah mengenai seluk beluk masyarakat, apakah itu suatu
tinjauan struktural atau sisi lainnya.
4.
Ilmu Sejarah dan Psikologi
Pengkajian sejarah menekuni kelakuan manusia pada masa silam. Cara
manusia itu berkelakuan, untuk sebagian besar perilaku atau kelakuan manusia
itu diteliti oleh para ahli psikologi. Maka dari itu, dapat diduga bahwa
pengetahuan psikologis berguna bagi seorang peneliti sejarah. Adapun arti
psikologi bagi pengkajian sejarah dibedakan menjadi 2, yakni : (1) Sejarah
mentalitas (2) “Psycho-History” atau sejarah yang berpsikologi (F.R Ankersmit,
1987:256).
4.1
Sejarah Mentalitas
Sejarah mentalitas merupakan cabang pengkajian sejarah yang paling
mudah dan menarik karena yang diteliti ialah tumbuhnya kepribadian manusia
modern. Pertalian antara sejarah dan psikologi jika kita runut sudah ada sejak
abad pertengahan, para filsuf abad pertengahan telah melihat persamaan antara
proses sejarah dalam keseluruhannya dan riwayat hidup seseorang. Contonya
filsuf abad pertengahan terkenal, St Augustinus (354 – 430 M) membuat
periodesasi dalam sejarah dunia dalam enam periode. Pembagian sejarah dunia
menurut 6 periode berkaitan dengan keenam “hari hari penciptaan” dan sebagai
periode yang ketujuh datanglah massa yang terakhir, masa Sabbat yang kekal. Pembagian sejarah dunia menjadi 6 periode dapat
disejajarkan dengan salah satu tahap kehidupan manusia. Hal ini dapat dipahami
pada proses perkembangan psikologi dalam diri seorang individu, yakni masa masa
bayi, kanak kanak, dewasa, tua, dan mati. Jadi, awal sejarah mentalitas mulai
nampak pada abad pertengahan.
4.2 “Psycho-History”
Kata “Psycho-History” atau
dinamakan sejarah yang berpsikologi adalah suatu pengetahuan yang meneliti
keadaan batin tokoh tokoh sejarah, seperti Martin Luther, Presiden Wilson,
Adolf Hitler bahkan nabi Musa (F.R Ankersmit, 1987:256).
5.
Ilmu Sejarah dan Ilmu
Antropologi
Antropologi yaitu ilmu yang mempelajari
tentang manusia. Dengan tujuan akademiknya
yaitu mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya
dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakat, serta
kebudayaannya. Antropologi memberikan bahan prehistori sebagai pangkal bagi
tiap penulis sejarah dalarn hostoriografi dari sejarah suatu bangsa dapat
dipecahkan dengan metode-metode antropologi. Banyak sumber
sejarah berupa prasasti, dokumen, naskah tradisional, dan arsip kuno, sering
hanya memberikan peristiwa-peristiwa sejarah yang terbatas kepada bidang
politik saja.
Konsep-konsep kehidupan masyarakat yang
dikembangkan oleh antropologi dan ilmu sosial lainnya, akan memberikan pengertian
banyak kepada seorang ahli sejarah untuk mengisi latar belakang peristiwa.
Sebaliknya antropologi juga memerlukan sejarah, terutarna sejarah suku-suku
bangsa yang didatangi (Kuntjaraningrat, 1980:47).
6. Ilmu Sejarah dan Ilmu Arkeologi
Ilmu Arkeologi atau ilmu
sejarah kebudayaan purbakala, pada mulanya meneliti sejarah
kebudayaan-kebudayaan kuno dalam zaman purba, seperti kebudayaan Yunani dan Romawi
Klasik, kebudayaan Mesir Kuno, kebudayaan Mesopotamia Kuno dan sebagainya. Di
Indonesia memiliki sejarah negara-negara Indonesia- Hindu antara abad IV-XVI
M. Berarti hasil temuannya akan bennanfaat guna membantu penulisan sejarah
Indonesia kuno.
7. Ilmu Sejarah dan Ilmu
Geografi
Dalam karya Daldjuni, Geografi Kesejarahan
Jilid I, disebutkan : historical
geographi adalah penelaah secara
geografis atas suatu periode dikatakan bahwa "Historical geographi is
geographi of the past " .Ilmu geografi penting artinya bagi sejarah, sebab
sejarah tidak lepas dari faktor geografi.
8. Ilmu Sejarah dan Ilmu
Filologi
Filologi basal dari kata Yunani yaitu dari
kata philos dan logos , Philos berai kawan, keinginan untuk bertutur dan
akhirnya menjadi cinta atau bijaksana, logos berarti kata kemudian menjadi
ilmu. Yang termasuk filolofi ialah etimos atau sesungguhnya, yaitu pengetahuan
untuk meneliti asal bahasa dan asal-usul kata. Filologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang kehidupan bahasa dan kesusastraan sesuatu bangsa atau
rumpun bangsa. (Hugiono dan PK Purwantana, 1987:37).
9.
Ilmu Sejarah dan Ilmu
Piagam
Ilmu piagam atau sering
disebut diplomatik yaitu ilmu yang menyelidiki keaslian piagam masa lalu. Ilmu
piagam memungkinkan kita untuk membaca, mengerti dan menguji keaslian piagam,
Piagam ialah kesaksian hukum tertulis dalam bcntuk yang sesuai dengan tujuannya
tentang hal-hal yang bersifat yuridis. Misalnya
prasasti.
10. Ilmu Sejarah dan Paleontologi
Paleontologi, yaitu ilmu yang mengkaji
bentuk-bentuk kehidupan purba yang pernah ada di muka burni, terutama
fosil-fosil. Kata fosil berasal dari kata Yunani Fissiolis yang artinya
apa yang digali atau dikeluarkan dari dalam tanah,
Kemudian kata mempunyai arti khusus mengenai semua sisa-sisa binatang dan tumbuhan
yang pernah hidup dalam
periode-periode geologi Palaezoikum dan Mesozoikum. Kajian
Paeleontologi erat hubungannya dengan geologi, fisika, botani, zoologi (ilmu
hewan). Fosil dapat diketahui usianya dengan menggunakan metode radiokarbon
untuk menentukan usia fosil-fosil sampai ratusan juta tahun (Helius Sjamsudin
dan Ismaun, 1996:77).
11. Ilmu Sejarah dan Paleoantropologi
Menurut Teuku
Jacob, Paleoantropologi
adalah ilmu yang mempelajari manusia-manusia purba sehingga disebut juga antropologi
ragawi. Objek yang dipelajari ialah fosil-fosil manusia purba. limu ini
bertujuan merekonstruksi asal-usul manusia, evolusinya. persebarannya.
lingkungan, cara hidup dan budayanya.
12. Ilmu Sejarah dan Ilmu Palaeografi
Palaeografi (llmu
tulisan kuno) yaitu ilmu yang mernungkinkan kita membaca tulisa kuno dengan
betul tanpa kesalahan. la juga bertugas menentukan tentang usia dari tempat
asal tulisan itu termasuk untuk mengetahui kesalahan- kesalahan yang masuk
dalam pewarisan dan menyingkirkannya (Hugiorw dan PK Purwantana, 1987:37).
13. Ilmu Sejarah dan Kronologi
Kronologi (ilmu hitung waktu) terbagi tiga
yaitu ;
ilmu hitungan waktu sejarah, matematika, dan
teknik. Yang pertama: bertujuan
mendapatkan bahan- bahan tentang waktu kejadian sejarah. Kedua; menjabarkan
kaidah-kaidah ilmu hitung waktu teknik menjadi rumusan ilmu teknik. Ketiga:
mempelajari pengertian waktu itu sendiri kemudian membentuk pengetahuan
kalender.
14. Ilmu Sejarah dan Numismatik
Numismatik (ilmu mata
uang) ialah ilmu yang mernpelajari dan melukiskan secara ilmiah mata uang dan
segel uang yang dibuat sajak zaman purba hingga sekarang. Ilmu ini menyumbangkan
bahan sumber sejarah.
15. Ilmu Sejarah dan Ilmu Humaniora
Ilmu humaniora
yaitu ilmu yang menitik beratkan kepada contoh-contoh yang baik dan juga norma
yang baik, yang diambil dari masa lampau. Humaniora banyak membicarakan masalah
pemerliharaan warisan budaya, yakni pengalaman pikiran-pikiran: adat istiadat,
sopan santun, agama, lembaga, tokoh-tokoh sastra, seni, musik, dan sebagainya
guna mendapatkan contoh-contoh yang unik. Pengetahuan humaniora dapat dicapai
melalui sejarah karena sejarah membicarakan pula warisan budaya, pengalaman,
pikiran, adat istiadat, sopan santun agama, lembaga, tokoh-tokoh sastra, seni,
musik, ilmu dan kearifan manusia pada masa lampau.
Ilmu sejarah berhubungan
erat dengan ilmu-ilmu sosial, bahkan dewasa ini sejarah merupakan komponen dari
ilmu sosial. Hal ini tidak terlepas dari obyek sejarah dan memiliki tiga
dimensi sebagai titik beratnya yakni masa lampau, masa kini, dan masa depan.
Sedangkan ilmu-ilmu sosial Iainnya lebih menitik beratkan masa kini dan masa
dapan. Ilmu sejarah juga membutuhkan bantuan ilmu eksak (seperti ilmu kimia,
biologi) guna menjelaskan usia sumber kuno yang diperoleh juga kerangak
manusia, utamanya yang berhubungan dengan penulisan sejarah kuno guna menguji
keaslian sumbernya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah adalah produk dari proses
perjuangan manusia untuk mencapai kehidupan manusia yang lebih sempurna; dan
sebagai ilmu sejarah mempelajari segala sesuatu yang telah di alami manusia di
waktu lampau yang telah meninggalkan jejak jejaknya sebagian masih dapat
diamati hingga waktu sekarang, (Sugiyanto, 2011:6).
Sejarah Sebagai Ilmu karena sejarah mengandung
aspek aspek pokok yang merupakan ciri ilmu pengetahuan, yaitu: Sejarah memiliki
tujuan atau objek sasaran tertentu, Memiliki Metode, Sejarah bersifat
sistematis, Sejarah bersifat empiris, Bersifat rasional dan objektif, Dapat di
verifikasi, maka sejarah adalah pengetahuan yang bersifat ilmiah. Dan juga
Sejarah merupakan peristiwa dan Kisah.
Ilmu Ilmu Bantu Sejarah antara lain:
1.
Ilmu Politik
2.
Ilmu Ekonomi
3.
Sosiologi
4.
Psikologi
5.
Ilmu
Antropologi
6.
Ilmu Arkeologi
7.
Ilmu
Geografi
8.
Ilmu
Filologi
9. Paleontologi
1. Paleoantropologi
1.
Ilmu Palaeografi
1.
Kronologi
1.
Numismatik dan
1.
Ilmu Humaniora.
DAFTAR PUSTAKA
Tamburaka, Rustam E.,1999. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori
Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat,
Dan Iptek. Jakarta : PT Rinerika Cipta.
Ankersmit, F.r. 1987. Refleksi Tentang Sejarah : Pendapat
Pendapat Modern tentang Filsafat Sejarah. Alih Bahasa Dick Hartoko.
Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Gottschalk, Louis. 1969. Mengerti Sejarah. Alih Bahasa
Nugroho Notosusanto. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.
Sundoro, Mohammad Hadi. 2013. Keniscayaan Sejarah. Pengantar ke
Arah Ilmu dan Metode Sejarah. Jember : UPT Penerbitan Universitas Jember.
Sugiyanto. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Jember : UPT
Penerbitan Universitas Jember.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar