Selasa, 09 Desember 2014

Ilmu Sejarah dan Ilmu Lainnya





Ilmu Sejarah dan Ilmu Lainnya

 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada umumnya suatu ilmu, berupa apapun adalah merupakan sekumpulan besar dari pengetahuan yang di peroleh sebagai hasil usaha mempelajari suatu bahan pokok atau sering disebut subject matter tertentu dengan suatu cara metodik berdasar sejumlah prinsip.
Ilmu sejarah sebagai ilmu di tengah dunia realitas, sejarawan bekerja merekonstruksi realitas itu. Pada mulanya, realitas itu berserakan berupa kepingan informasi informasi yang tidak teratur. Ilmu bantu sejarah dapat memperkaya sejarawan menambah wawasannya, bagaimanapun juga dalam sejarah bukanlah suatu ilmu yang komplit. Tentunya ada hal hal yang di anggap sebagai suatu kelemahan atau kekurangan dan itu sebenarnya juga terdapat pada ilmu sosial lainnya. Oleh karena itu penulis memilih judul Makalah “Ilmu Sejarah dan Ilmu lainnya”.

1.2  Rumusan Masalah
1). Bagaimana Pengertian Sejarah?
2). Bagaimana Konsep sejarah Sebagai Ilmu, Peristiwa dan Kisah?                  
3). Bagaimana Hubungan Ilmu Sejarah dengan Ilmu Ilmu Lainnya?

1.3  Tujuan
Bedasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan karya tulis ini ialah:
1)    Untuk mengetahui apa pengertian Sejarah;
2)    Untuk mengetahui Konsep sejarah Sebagai Ilmu, Peristiwa dan Kisah;
3)    Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Ilmu Sejarah dengan Ilmu Ilmu Lainnya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Sejarah
Secara Etimologi Kata sejarah mempunyai arti yang sama dengan kata Inggris yaitu History (sejarah) dan kata itu berasal dari kata benda Yunani “Istoria” yang berarti ilmu. Dalam penggunaannya oleh Filsuf Yunani yaitu Aristoteles, Istoria berarti suatu penelaahan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, entah susunan kronologis merupakan faktor atau tidak di dalam penelaahan; penggunaan itu meskipun jarang, masih tetap hidup di dalam bahasa Inggris yang disebut “Natural History”, (Louis Gottschalk, 1975:27).
            Dari sisi lain, kata sejarah berasal dari bahasa Arab yakni “Syajarah” yang berarti pohon. Kata ini masuk ke Indonesia sesudah terjadi akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Islam. Setelah kebudayaan Barat masuk ke Indonesia, kata kata atau istilsh istilah yang paling umum yaitu kata history berarti: “masa lampau umat manusia”, sedangkan kata jerman dalam menyebutkan kata sejarah yakni “Geschichte”, yang berasal dari kata “geschehen” yang berarti terjadi. Geschichte adalah sesuatu yang telah terjadi, peristiwa dan kejadian itu benar benar terjadi pada masa lampau.
            Kemudian beberapa pendapat para ahli tentang sejarah, yaitu menurut:
1.      H. Roeslan Abdulgani
Sejarah adalah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau, beserta segala kejadian kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis  seluruh hasil penelitian dan penyelidikan tersebut. Untuk akhirnya sebagai perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah program masa depan.
Ilmu sejarah di ibaratkan penglihatan 3 dimensi, yaitu penglihatan masa silam, masa sekarang, dan masa depan atau masa yang akan datang.
2.      Wilhelm Dilthey (1833-1911)
Seorang filsuf Jerman yang beraliran Idealisme. Ia mengatakan bahwa sejarah termasuk kelompok ilmu pengetahuan tentang pikiran (Geisteswisseschaften), pengalaman pengalaman manusia yang meliputi perasaan, emosi dan sensasi, termasuk pikiran dan akal budinya dapat dimengerti dengan cara menghayatinya.                 
3.      Wilhelm Bauer (1877-   )
Wilhelm Bauer berpendapat bahwa Sejarah adalah Ilmu yang mencoba menguraikan fenomena kehidupan yang berhubungan dengan perubahan perubahan yang terjadi karena hubungan manusia denga nmasyarakat
4.      MR. Moh. Yamin
Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya, yang berhubungan dengan ceritera bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian kejadian dalam masyarakat manusia pada waktu yang telah lampau, sebagai susunan hasil penyelidikan bahan tulisan atau tanda tanda yang lain.
Berdasarkan etimologis dan pendapat para ahli tentang sejarah yang telah disebutkan maka dapat di simpulkan bahwa sejarah adalah produk dari proses perjuangan manusia untuk mencapai kehidupan manusia yang lebih sempurna; dan sebagai ilmu sejarah mempelajari segala sesuatu yang telah di alami manusia di waktu lampau yang telah meninggalkan jejak jejaknya sebagian masih dapat diamati hingga waktu sekarang, (Sugiyanto, 2011:6).
2.2  Konsep Sejarah Sebagai Ilmu, Peristiwa dan Kisah
1.      Sejarah sebagia Ilmu
Dalam pengertian yang luas kata sejarah mengandung makna segala peristiwa yang sifatnya sudah terjadi, termasuk berita yang faktual yang sudah terjadi. Tetapi dalam pengertian yang sempit kata sejarah dipakai untuk menunjukan karakteristik perbuatan manusia, manusia sebagai mahluk sosial. Dengan demikian, subjek subjek sejarah adalah manusia dan objek objek sejarah adalah perbuatan, pekerjaan yang sudah tentu dipilah pilah yang punya nilai sejarah.
Kalau demikian, bagaimana sejarah bisa dikategorikan sebagai ilmu pengetahuan?.
Apakah setiap pengetahuan dapat digolongkan sebagai ilmu? Untuk dapat digolongkan dalam pengetahuan yang bersifat ilmiah, maka sesuatu pengetahuan haruslah memenuhi kriteria atau persyaratan sebagai ciri ilmu tertentu. Adapun ciri ciri ilmiah adalah sebagai berikut: (disarikan dari The Liang Gie, 1977 dalam S. Hardjosatoto, 1980: 2-5).
1.      Memiliki tujuan dan objek sasaran tertentu
Sesuatu ilmu harus memiliki tujuan sendiri, untuk membedakan dengan tujuan ilmu lain. Dan jelas sekali bahwa Ilmu sejarah mempunyai objek yaitu objek objek sejarah adalah perbuatan, pekerjaan yang sudah tentu dipilah pilah yang punya nilai sejarah.
2.      Ilmu itu harus memiliki metode
Metode dalam arti yang luas adalah suatu cara atau jalan untuk bertindak menuntut aturan tertentu. Dengan menggunakan metode maka seorang dapat melakukan kegiatan secara lebih terarah. Tanpa menggunakan metode, sesuatu pengetahuan tidak dapat di golongkan ke dalam ilmu.
Beberapa ahli menganggap bahwa metode inilah yang merupakan makna utama jika pun bukan merupakan makna satu satunya dari sejarah. Menurut Charles Saignobos: Sejarah bukanlah suatu ilmu saja, melainkan suatu metode (procidi de connaissances; 1901:3). Yang dimaksud di sinilah ialah bahwa metode sejarah dapat diterapkan pada pokok pembahasan disiplin manapun sebagai sarana untuk memastikan fakta.
3.      Bersifat Sistematis
Ciri sistematis ini memungkinkan pengetahuan yang dimiliki saling berkaitan sedemikian sehingga merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain.
4.      Bersifat Empiris
Kelompok pengetahuan yang bersifat sistematis dan metodis hanya dapat dapat diperoleh
5.      Bersifat Rasional dan Objektif
Ilmu hanya dapat dipahami dengan akal pikiran yakni dengan menggunakan penalaran yang sehat. Hasil ilmu harus merupakan kebenaran. Jadi pengetahuan yang bersifat ilmiah, pasti dapat dikomunikasikan denga orang lain dan kebenarannya dapat diterima orang lain. Oleh karena itu agar pengetahuan dapat tergolong sebagai ilmu seperti halnya sejarah, haruslah bercirikan rasional dan objektif.
6.      Dapat Diverifikasi
Dapat diverifikasi artinya dapat dilacah dan di uji kebenarannya.
Jika ilmu dapat dipandang sebagai suatu bentuk kegiatan manusia, maka sejarah dengan subjeknya adalah manusia dan objek sejarah sebagai hasil perbuatan manusia, hasil kegiatan manusia yang disebut sejarah setelah memiliki kriteria atau sifat sifat ilmu seperti yang dijabarkan di atas, juga dapat dipastikan bahwa sejarah telah mengandung aspek aspek pokok yang merupakan ciri ilmu pengetahuan, yaitu:
1.      Sejarah memiliki tujuan atau objek sasaran tertentu;
2.      Memiliki Metode;
3.      Sejarah bersifat sistematis;
4.      Sejarah bersifat empiris;
5.      Bersifat rasional dan objektif;
6.      Dapat di verifikasi, maka sejarah adalah pengetahuan yang bersifat ilmiah.
2.      Sejarah sebagai Peristiwa
Pada hakikatnya apa yang dibicarakan dalam konsep sejarah adalah sejarah sebagai peristiwa, maksudnya adalah kejadian apa saja yang sungguh pernah terjadi dan yang di alami manusia. Dengan kata lain suatu pengalaman masa lampau sebagai kejadian kejadian yang benar benar terjadi dan di alami oleh manusia. Kejadian kejadian atau peristiwa masa lampau yang menyangkut kehidupan manusia itu, tidak terhingga masanya oleh karena itu sudah tidak ada lagi kesan yang membekas, tinggal dalam kenangan manusia secara utuh. Banyak sekali peristiwa masa lalu hilang tanpa kesan.
Hal itu memang sesuai dengan kemampuan manusia yang terbatas untuk mengingatnya karena terlalu banyaknya kejadian kejadian itu yang memang tidak untuk ditinggalkan bagi ilmuwan sejarah. Tetapi untik dapat memahami peristiwa sejarh itu dapat melalui jejak jejak sejarah yang ditinggalkan oleh manusia baik sengaja maupun tidak sengaja. Misalnya: benda benda purbakala, monumen monumen sejarah, teks proklamasi kemerdekaan RI, dan lain lain.
3.      Sejarah sebagai Kisah
Pada dasarnya manusia itu selalu ingin mengisahkan dirinya, keluarga ataupun komunitasnya atas dasar pengalaman pengalamannya kepada pihak lain dari waktu ke waktu. Sejarah sebagai kisah yaitu ceritera yang disusun berdasarkan memori, kenangan, yang berhubugan dengan peristiwa yang berlangsung pada masa lampau.
2.3  Hubungan Ilmu Sejarah dengan Ilmu Ilmu Lainnya.
Pada umumnya semua ilmu ilmu sosial dan ada beberapa ilmu non sosial yang saling berkaitan dan menguntungkan termasuk pada bidang sejarah khususnya. Ilmu sejarah merupakan salah satu bagian dari ilrnu pengetahuan sosial, yang mempunyai objek penelitian yang cukup luas mengenai masa lampau umat manusia. Karena luas dan berkembangnya ilmu sejarah sejalan dengan perkembangan manusia itu sendiri, maka tidak menutup kemungkinan yang mengharuskan berhubungan dengan hampir semua cabang ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya sebagai ilmu bantu sejarah.
Ilmu bantu sejarah adalah ilmu lain di luar garapan sejarah yang dapat memberi informasi penting bagi keperluan sejarah Adapun ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu sejarah sebagai ilmu bantu dan yang membutuhkan bantuan dari ilmu sejarah adalah sebagai berikut :
1.      Ilmu Sejarah dan Ilmu Politik
Hubungan antar ilmu politik dan sejarah dilukiskan deng tapat dan jelas oleh seorang sarjana politik Inggris Sir Robert Seeley, dikatakan :"History without political science has no fruit, political science without history has no roof (Sejarah tanpa ilmu politik tidak memiliki buah, ilmu politik tanpa sejarah tidak memiliki atap). Dengan ucapan ini Seeley telah dapat memperlihatkan adanya hubungan yang erat dan instrinsik antara kedua ilmu pengetahuan itu. Namun tidaklah tepat pendapatnya yang menyatakan bahwa sejarah sebenamya adalah politik zaman lampau, sedangkan ilmu politik dewasa ini adalah sejarah hari kemudian (" History is past political and present politics future history. "). Diktum Seeley mengakibatkan identifikasi sejarah dengan ilmu politik (dalam karya F Isjwara SH, 1974:74).
2.      Ilmu Sejarah dan Ilmu Ekonomi
Dalam sejarah ekonomi sebagai pengkajian sejarah modern, terdapa dua aliran yaitu pertama ialah sekelompok sejarawan prancis yang mengisi majalah Annales, sebuah majalah yang telah terbit semenjak 1929 dan dinamakan mazhab Annales. Kedua ialah New Economic History. Dan penjelasan seperti berikut:
2.1  mazhab Annales
Mazhab Annales tidak terlepas dari nama Fernand Braudel, seorang sejarawan Prancis (1902-1985), amat dikagumi karya karyanya karena pendekatannya terhadap masa silam dengan bantuan ilmu ekonomi. Bagi braudel memanfaatkan beberapa bantuan ilmu sosial lain dapat lebih menjelaskan serta mempertajam analisa dalam tulisannya. Ia berusaha melakukan suatu penulisan sejarah yang mensintesiskan semua aspek dari masa silam. Dari berbagai aspek itu rupanya, Braudel lebih tertarik pada bidang ekonomi.
Semenjak tahun 1945, banyak sejarawan yang mengikuti jejak konsep pemikiran Braudel, semula juga mencurahkan perhatian mereka kepada seluk beluk ekonomi. Annales  merupakan kegiatan ilmiah tertuang pada suatu majalah di prancis, meneliti turun naiknya harga padi-padian, selama beberapa deretan atau seri waktu.
2.2  New Economic History
Kelompok New Economic History atau kelompok kliometri tidak lepas dari dua tokoh sejarawan ekonomi yakni A.H. Conrad dan J.R. Meyer dalam bukunya yang berjudul economic theory satistical inverence and economic history (1957), yang dipandang sebagai awal dari suatu pendekatan baru dalam sejarah ekonomi bagi lahirnya New Economic History. Dalam karya kedua tokoh penganut new economic history  mereka berpandangan bahwa teori ekonomi perlu dipelajari oleh sejarawan, melalui konsep teori ekonomi menambah wawasan sejarawan jika ingin menulis sejarah dari perspektif ekonomi.
           
3.      Ilmu Ilmu Sejarah dan Sosiologi
Sosioalogi mempelajari masyarakat, yakni kehidupan manusia dalam kelompok-kelompok, kelompok dengan kelompok, kelakuannya dengan perkembangannya, semua itu dipelajari dengan tujuan untuk mencapai pengetahuan sistesis guna dapat memahami seluruh masyarakat (J.B.AF, Mayor Polak, 1964: 10-11). Ilmu sosiologi dapat memberikan bantuan kepada ilmu sejarah mengenai seluk beluk masyarakat, apakah itu suatu tinjauan struktural atau sisi lainnya.
4.      Ilmu Sejarah dan Psikologi
Pengkajian sejarah menekuni kelakuan manusia pada masa silam. Cara manusia itu berkelakuan, untuk sebagian besar perilaku atau kelakuan manusia itu diteliti oleh para ahli psikologi. Maka dari itu, dapat diduga bahwa pengetahuan psikologis berguna bagi seorang peneliti sejarah. Adapun arti psikologi bagi pengkajian sejarah dibedakan menjadi 2, yakni : (1) Sejarah mentalitas (2) “Psycho-History” atau sejarah yang berpsikologi (F.R Ankersmit, 1987:256).
4.1  Sejarah Mentalitas
Sejarah mentalitas merupakan cabang pengkajian sejarah yang paling mudah dan menarik karena yang diteliti ialah tumbuhnya kepribadian manusia modern. Pertalian antara sejarah dan psikologi jika kita runut sudah ada sejak abad pertengahan, para filsuf abad pertengahan telah melihat persamaan antara proses sejarah dalam keseluruhannya dan riwayat hidup seseorang. Contonya filsuf abad pertengahan terkenal, St Augustinus (354 – 430 M) membuat periodesasi dalam sejarah dunia dalam enam periode. Pembagian sejarah dunia menurut 6 periode berkaitan dengan keenam “hari hari penciptaan” dan sebagai periode yang ketujuh datanglah massa yang terakhir, masa Sabbat yang kekal. Pembagian sejarah dunia menjadi 6 periode dapat disejajarkan dengan salah satu tahap kehidupan manusia. Hal ini dapat dipahami pada proses perkembangan psikologi dalam diri seorang individu, yakni masa masa bayi, kanak kanak, dewasa, tua, dan mati. Jadi, awal sejarah mentalitas mulai nampak pada abad pertengahan.
4.2  “Psycho-History”
Kata “Psycho-History” atau dinamakan sejarah yang berpsikologi adalah suatu pengetahuan yang meneliti keadaan batin tokoh tokoh sejarah, seperti Martin Luther, Presiden Wilson, Adolf Hitler bahkan nabi Musa (F.R Ankersmit, 1987:256).
5.      Ilmu Sejarah dan Ilmu Antropologi
Antropologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang manusia. Dengan tujuan akademiknya yaitu mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaannya. Antropologi memberikan bahan prehistori sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah dalarn hostoriografi dari sejarah suatu bangsa dapat dipecahkan dengan metode-metode antropologi. Banyak sumber sejarah berupa prasasti, dokumen, naskah tradisional, dan arsip kuno, sering hanya memberikan peristiwa-peristiwa sejarah yang terbatas kepada bidang politik saja.
Konsep-konsep kehidupan masyarakat yang dikembangkan oleh antropologi dan ilmu sosial lainnya, akan memberikan pengertian banyak kepada seorang ahli sejarah untuk mengisi latar belakang peristiwa. Sebaliknya antropologi juga memerlukan sejarah, terutarna sejarah suku-suku bangsa yang didatangi (Kuntjaraningrat, 1980:47).
6.      Ilmu Sejarah dan Ilmu Arkeologi
Ilmu Arkeologi atau ilmu sejarah kebudayaan purbakala, pada mulanya meneliti sejarah kebudayaan-kebudayaan kuno dalam zaman purba, seperti kebudayaan Yunani dan Romawi Klasik, kebudayaan Mesir Kuno, kebudayaan Mesopotamia Kuno dan sebagainya. Di Indonesia memiliki sejarah negara-negara Indonesia- Hindu antara abad IV-XVI M. Berarti hasil temuannya akan bennanfaat guna membantu penulisan sejarah Indonesia kuno.
7.      Ilmu Sejarah dan Ilmu Geografi
Dalam karya Daldjuni, Geografi Kesejarahan Jilid I, disebutkan : historical geographi adalah penelaah secara geografis atas suatu periode dikatakan bahwa "Historical geographi is geographi of the past " .Ilmu geografi penting artinya bagi sejarah, sebab sejarah tidak lepas dari faktor geografi.
8.      Ilmu Sejarah dan Ilmu Filologi
Filologi basal dari kata Yunani yaitu dari kata philos dan logos , Philos berai kawan, keinginan untuk bertutur dan akhirnya menjadi cinta atau bijaksana, logos berarti kata kemudian menjadi ilmu. Yang termasuk filolofi ialah etimos atau sesungguhnya, yaitu pengetahuan untuk meneliti asal bahasa dan asal-usul kata. Filologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan bahasa dan kesusastraan sesuatu bangsa atau rumpun bangsa. (Hugiono dan PK Purwantana, 1987:37).
9.      Ilmu Sejarah dan Ilmu Piagam
Ilmu piagam atau sering disebut diplomatik yaitu ilmu yang menyelidiki keaslian piagam masa lalu. Ilmu piagam memungkinkan kita untuk membaca, mengerti dan menguji keaslian piagam, Piagam ialah kesaksian hukum tertulis dalam bcntuk yang sesuai dengan tujuannya tentang hal-hal yang bersifat yuridis. Misalnya prasasti.
10.  Ilmu Sejarah dan Paleontologi
Paleontologi, yaitu ilmu yang mengkaji bentuk-bentuk kehidupan purba yang pernah ada di muka burni, terutama fosil-fosil. Kata fosil berasal dari kata Yunani Fissiolis yang artinya apa yang digali atau dikeluarkan dari dalam tanah, Kemudian kata mempunyai arti khusus mengenai semua sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang pernah hidup dalam periode-periode geologi Palaezoikum dan Mesozoikum. Kajian Paeleontologi erat hubungannya dengan geologi, fisika, botani, zoologi (ilmu hewan). Fosil dapat diketahui usianya dengan menggunakan metode radiokarbon untuk menentukan usia fosil-fosil sampai ratusan juta tahun (Helius Sjamsudin dan Ismaun, 1996:77).
11.  Ilmu Sejarah dan Paleoantropologi
Menurut Teuku Jacob, Paleoantropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia-manusia purba sehingga disebut juga antropologi ragawi. Objek yang dipelajari ialah fosil-fosil manusia purba. limu ini bertujuan merekonstruksi asal-usul manusia, evolusinya. persebarannya. lingkungan, cara hidup dan budayanya.
12.  Ilmu Sejarah dan Ilmu Palaeografi
Palaeografi (llmu tulisan kuno) yaitu ilmu yang mernungkinkan kita membaca tulisa kuno dengan betul tanpa kesalahan. la juga bertugas menentukan tentang usia dari tempat asal tulisan itu termasuk untuk mengetahui kesalahan- kesalahan yang masuk dalam pewarisan dan menyingkirkannya (Hugiorw dan PK Purwantana, 1987:37).
13.  Ilmu Sejarah dan Kronologi
Kronologi (ilmu hitung waktu) terbagi tiga yaitu ; ilmu hitungan waktu sejarah, matematika, dan  teknik. Yang pertama: bertujuan mendapatkan bahan- bahan tentang waktu kejadian sejarah. Kedua; menjabarkan kaidah-kaidah ilmu hitung waktu teknik menjadi rumusan ilmu teknik. Ketiga: mempelajari pengertian waktu itu sendiri kemudian membentuk pengetahuan kalender.
14.  Ilmu Sejarah dan Numismatik
Numismatik (ilmu mata uang) ialah ilmu yang mernpelajari dan melukiskan secara ilmiah mata uang dan segel uang yang dibuat sajak zaman purba hingga sekarang. Ilmu ini menyumbangkan bahan sumber sejarah.
15.  Ilmu Sejarah dan Ilmu Humaniora
Ilmu humaniora yaitu ilmu yang menitik beratkan kepada contoh-contoh yang baik dan juga norma yang baik, yang diambil dari masa lampau. Humaniora banyak membicarakan masalah pemerliharaan warisan budaya, yakni pengalaman pikiran-pikiran: adat istiadat, sopan santun, agama, lembaga, tokoh-tokoh sastra, seni, musik, dan sebagainya guna mendapatkan contoh-contoh yang unik. Pengetahuan humaniora dapat dicapai melalui sejarah karena sejarah membicarakan pula warisan budaya, pengalaman, pikiran, adat istiadat, sopan santun agama, lembaga, tokoh-tokoh sastra, seni, musik, ilmu dan kearifan manusia pada masa lampau.
Ilmu sejarah berhubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial, bahkan dewasa ini sejarah merupakan komponen dari ilmu sosial. Hal ini tidak terlepas dari obyek sejarah dan memiliki tiga dimensi sebagai titik beratnya yakni masa lampau, masa kini, dan masa depan. Sedangkan ilmu-ilmu sosial Iainnya lebih menitik beratkan masa kini dan masa dapan. Ilmu sejarah juga membutuhkan bantuan ilmu eksak (seperti ilmu kimia, biologi) guna menjelaskan usia sumber kuno yang diperoleh juga kerangak manusia, utamanya yang berhubungan dengan penulisan sejarah kuno guna menguji keaslian sumbernya.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah adalah produk dari proses perjuangan manusia untuk mencapai kehidupan manusia yang lebih sempurna; dan sebagai ilmu sejarah mempelajari segala sesuatu yang telah di alami manusia di waktu lampau yang telah meninggalkan jejak jejaknya sebagian masih dapat diamati hingga waktu sekarang, (Sugiyanto, 2011:6).
Sejarah Sebagai Ilmu karena sejarah mengandung aspek aspek pokok yang merupakan ciri ilmu pengetahuan, yaitu: Sejarah memiliki tujuan atau objek sasaran tertentu, Memiliki Metode, Sejarah bersifat sistematis, Sejarah bersifat empiris, Bersifat rasional dan objektif, Dapat di verifikasi, maka sejarah adalah pengetahuan yang bersifat ilmiah. Dan juga Sejarah merupakan peristiwa dan Kisah.
Ilmu Ilmu Bantu Sejarah antara lain:
1.      Ilmu Politik
2.      Ilmu Ekonomi
3.      Sosiologi
4.      Psikologi
5.      Ilmu Antropologi
6.      Ilmu Arkeologi
7.      Ilmu Geografi
8.      Ilmu Filologi
9.      Paleontologi
1.  Paleoantropologi
1.  Ilmu Palaeografi
1.  Kronologi
1.  Numismatik dan
1.  Ilmu Humaniora.






DAFTAR PUSTAKA
Tamburaka, Rustam E.,1999. Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat     Sejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. Jakarta : PT Rinerika Cipta.
Ankersmit, F.r. 1987. Refleksi Tentang Sejarah : Pendapat Pendapat Modern tentang Filsafat Sejarah. Alih Bahasa Dick Hartoko. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Gottschalk, Louis. 1969. Mengerti Sejarah. Alih Bahasa Nugroho Notosusanto. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas Indonesia.
Sundoro, Mohammad Hadi. 2013. Keniscayaan Sejarah. Pengantar ke Arah Ilmu dan Metode Sejarah. Jember : UPT Penerbitan Universitas Jember.
Sugiyanto. 2011. Pengantar Ilmu Sejarah. Jember : UPT Penerbitan Universitas Jember.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar